Cari Blog Ini

Rabu, 21 April 2010

Organization Excellent + Personal Excellence = Operational Excellence


Diskusi yang dijalani sangat alot, Pimpinan menetapkan bahwa planning action item sesuai dengan paparannya. Dan itu yang harus dijalankan. Ini perintah.
Saya mencoba memberikan argumentasi, dengan menarik dalih analisa management, sebagai bagian dari proses internal maka pihak PPC, production maupun top management agar mempertimbangkan lagi jangan sampai mengambil langkah yang akhirnya resiko besar berada di department saya. Karena saya bisa membayangkan bahwa action tersebut akan sangat riskan. Untuk itu saya minta management agar membuat analisa lebih dulu dengan teliti sebelum benar2 memutuskan planning action item tersebut.
“Yang jadi pimpinan ini saya atau kamu, setiap action tetap ada resikonya, kamu jangan hanya dipenuhi oleh rasa khawatir saja. Pokoknya konsep ini harus jalan”. Pimpinan Departement tetap pada pendiriannya.
Sebenarnya lemas juga badan ini kalau harus berhadapan dengan situasi seperti ini. Mau lanjut atau mundur. Pertanyaan ini memenuhi benak pikiranku. Akhirnya sampai selesai pertemuan, tiada satu katapun yang bisa enak saya terima.
Sesampai dirumah, perihal ide yang menurut saya “sangat bagus” tidak bisa diterima management masih saja memenuhi benak saya. Sampai akhirnya saya ambil wudlu untuk sholat. Dalam solat saya mencoba menenangkan diri, tafakkur.
Kembali teringat tentang konsep excellence. Dimana Organisasi Excellence harus didukung oleh Personal Excellence untuk mencapai Operasional Excellence. Saya anggap ide-ide yang saya berikan adalah terbaik, karena saya sudah mengkaji berdasarkan analisa yang utuh dan menyeluruh. Tetapi tidak didukung oleh Pribadi-pribadi unggul mana bisa mencapai operasional excellence. Saya jadi teringat pesan si-mbah :
Bahwa kebenaran tidak harus dan mesti melahirkan kebaikan, kebaikan tidak harus dan melahirkan kebenaran, Kesalahan tidak harus dan mesti melahirkan kejelekan, kejelekan tidak harus dan mesti melahirkan kesalahan tetapi waktu yang menentukan.
Akhirnya saya harus bisa menerima tanpa perlu memberikan penilaian.
Ya akhirnya terpecahkan masalahnya. Ternyata suatu masalah baik internal maupun eksternal akan terselesaikan, yaitu harus diam lebih dulu. Biarkan semuanya berlalu, biarkan berjalan sesuai kompromi yang diambil oleh perusahaan. Akhirnya lihat hasilnya.
Karena toh ide sudah disampaikan walaupun tidak diterima oleh management. Mungkin idea tau pendapat itu masih belum sesuai bagi Perusahaan. Ya memang waktu yang akan menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar