Cari Blog Ini

Selasa, 04 Mei 2010

CRP = Mengurangi Pemborosan

Berulang kali terdengar gembar-gembor dalam meeting maupun stand down meeting dari para leader project untuk memberikan semangat kepada para superior di area proyek yaitu para eksekutor project, “Kita harus menggalakkan Cost Reduction Program, agar target proyek kita bisa terselamatkan. Mengingat budget sudah menipis, sementara sisa-sisa pekerjaan masih banyak yang belum tuntas. Juga beban resource (manpower dan material) yang masih cukup banyak menyedot cost kita. Bla bla bla …”. 
Adalah hal wajar dan memang sambutan-sambutan seperti itu mesti dilontarkan agar para leader merasa tergugah, teringatkan kembali kepada misi utama management adalah provit. Karena para eksekutor tersebut terkadang terlena karena rutinitas pekerjaan, ataupun untuk menambah selingan dan variasi dalam kehidupan kerja.

Tetapi kebanyakan dari mereka tentunya hanya ingat slogannya saja. Yang melekat di kepalanya hanyalah kata-kata indahnya saja. Tetapi sedikit sekali yang bisa memaknai penjabaran implementasinya. Esensi dan ekspektasi maupun aktualisasinya itu bagaimana ? Ya karena mungkin mereka sudah lupa detail-detailnya karena sehari-hari hanyalah pekerjaan lapangan saja yang ditangani.

Secara umum, berbicara mengenai aktivitas kerja atau proses kerja digolongkan menjadi 2 hal yaitu :

1. Value added activity
2. Non value added activity

Mengenai Value added adalah sudah jelas karena langsung berhubungan dengan riil produktifitas. Sedangkan Non value added digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Non value added yang tidak bisa dihilangkan atau biasa juga disebut type one waste
2. Non value added yang bisa dihilangkan atau juga dikenal dengan type two waste

Type one waste adalah aktifitas yang tidak menciptakan nilai tambah namun aktifitas tersebut masih diperlukan karena berbagai alasan. Misalnya aktifitas inspeksi alat, pengawasan terhadap orang karena orang tersebut baru direkrut dan belum berpengalaman. Aktifitas ini memang masih diperlukan tetapi sebenarnya tidak menghasilkan value added. Untuk itu dalam jangka panjang aktifitas ini seharusnya bisa dikurangi atau dihilangkan.

Type two waste adalah aktifitas yang tidak menciptakan nilai tambah dan outputnya juga menghasilkan kerugian. Misalnya menghasilkan product yang rejected atau melakukan kesalahan-kesalahan. Untuk jenis pemborosan ini seharusnya dihilangkan segera.

Dan dalam perkembangan ilmu management, banyak ide-ide atau design baru tentang analisa pemborosan yang tujuannya adalan mengurangi pemborosan dan mengurangi biaya terus menerus. Seperti ; Seven plus one type of Waste, Continuous Cost Reduction Through Lean Six Sigma Approach (Vincent Gasperz), Lean Manufacturing’s 10 Areas of Waste (Kaufman Consulting Group), dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar